Cikal Bakal Padukuhan Candi

Cikal bakal padukuhan candi




(Rekreasi Murah), candi adalah sebuah daerah yang berada di kalurahan Jatiayu, Kapanewon Karangmojo, ini ternyata memyimpan sebuah misteri yang sangat panjang, konon pada masa Prabu Brawijaya V ada seorang pelarian dari kerajaan majapahit yang berdiam diri di daerah candi.

Nah para pecinta rekreasi murah kali ini saya berkesempatan untuk menggali sejarah yang ada di daerah candi. Setelah saya mencari sesepuh desa setempat akhirnya saya bertemu dengan Bapak Widodo namanya, dan akhirnya saya pun di ajak ke salah satu makam tua yang tidak jauh dari kediaman Bapak Widodo, makam yang kami tuju ini tidak lah banyak seperti tempat pemakaman pada umum nya. Namun hanya terdapat dua buah batu nisan yang nyaris udah hampir tertimbun dengan tanah.

Ini adalah makam Kyai Lemuru dan Nyai Lemuru. Masyarakat sini meyakini bahwa kedua orang inilah yang merupakan tokoh pelarian dari kerajaan Majapahit dan sebagai orang pertama yang babat alas di daerah candi ini," kata Widodo.

"Makam ini juga masih disakralkan oleh masyarakat bahkan ketika ada warga yang ingin mengadakan hajatan, mereka ada yang memberikan sesaji di area makam ini sebagai tanda bersyukur dan juga acara adat tahunan bersik kali di sebelahnya," lanjutnya

Cikal bakal padukuhan candi

Melanjutkan penggalian sejarah saya, pak Wi begitu ia di sapa mengajak saya berjalan ke sebelah timur dari makam kyai dan nyai lemuru, tepatnya di sebuah pemakaman umum, disini terdapat sebuah makam yang di yakini sebagai abdi dari kyai dan nyai Lemuru, mbah jamu Kerit begitu masyarakat memanggilnya.

Apabila orang dahulu memiliki penyakit yang tidak kunjung sembuh, tempat makam Mbah Jamu Kerit sering digunakan untuk berdoa dan barang siapa yang tetirah di situ konon penyakitnya bisa segera sembuh," ucap Widodo

Dikatakan lebih lanjut oleh Widodo bahwa di area makam tersebut juga ditemukan sebuah candi yang bernama candi Jatilawang. Pada tahun 1980, sempat dilakukan penggalian oleh Dinas Purbakala dan ditemukan juga arca Ganesha, batu bata ukuran besar dan juga ompak. Namun sayang, saat ini bangunan candi tersebut hilang. Dan saat ini yang terhampar adalah lahan pertanian penduduk setempat. Sisi baiknya, akhirnya tempat ini pun diabadikan sebagai nama padukuhan, yaitu Candi.

Tak berselang lama saya pun di ajak untuk melihat opak sisa dari bangunan candi yang di maksut pak Wi. Lebih lanjut di ceritakan oleh pak Wi bahwa opak tersebut tidak bisa di pindahkan dari tempat tersebut. Nah para pecinta rekreasi murah boleh percaya boleh tidak mengenai opak yang tidak bisa di pindahkan dari tempat tersebut, dan saya selalu mengingatkan kepada para pecinta rekreasi murah, belajarlah sejarah sebelum sejarah yang akan mengajarimu kembali.

Cikal bakal padukuhan candi






home


Posting Komentar

0 Komentar